DISKON 50% terbatas! 🎉 Gunakan kupon "programmer2025"di kelas apa saja

Logo Koala Skodev mengetik

Skodev

Belajar coding dalam bahasa Indonesia

VIBE CODING - DUET PROGRAMMER DENGAN AI

Buat sebagian orang, ini cara baru yang lebih cepat, kreatif, dan fun. Yuk bahas kenapa “vibe coder” jadi tema baru di dunia programming.

Vibe Coding - duet Programmer dengan AI

Daftar Isi:

Apa Itu “Vibe Coding”?
Gaya Kerja Seorang “Vibe Coder...
Kenapa Vibe Coding Mulai Popul...
Tapi Bukan Berarti Semua Harus...
Bagaimana Jadi “Vibe Coder” ya...
Contoh tool untuk Vibe Coding
Kesimpulan

Sering dengar istilah “vibe coding” akhir-akhir ini di sosial media? Kenapa coding dengan AI ini jadi topik hangat?

Apa Itu “Vibe Coding”?

“Vibe coding” adalah istilah baru untuk menggambarkan cara kerja programmer yang lebih mengandalkan AI daripada hafalan syntax atau menulis kode dari nol. Mereka tetap paham konsep, tapi lebih fokus ke ide, logika, dan hasil akhir — biarkan AI bantu urusan teknisnya.

Bayangin aja kayak kamu punya partner coding super pintar: kamu ngomong ide, dia bantu tulis kodenya, kasih alternatif solusi, bahkan bantu debugging.

Gaya Kerja Seorang “Vibe Coder”

Vibe coder bukan berarti nggak bisa ngoding. Justru mereka tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan AI biar hasilnya tetap efisien dan benar. Mereka kerja lebih seperti creative director daripada programmer pada umumnya.

Contohnya:

Hasilnya? Lebih cepat, lebih ringan, dan kadang malah lebih rapi dibanding nulis manual dari awal.

Catatan: Vibe coding tidak selalu dilakukan oleh programmer, bisa juga orang yang tidak mengerti programming, tapi bisa memanfaatkan AI untuk membuat aplikasi sederhana atau prototipe. Tentu saja saya menyarankan untuk tetap belajar pemrograman.

Kenapa Vibe Coding Mulai Populer?

  1. 🧠 Fokus ke ide, bukan syntax. Programmer sekarang lebih mikir “apa yang mau dibangun” ketimbang “gimana nulisnya”. AI bantu buang waktu dari hal-hal teknis kecil.

  2. Produktivitas naik drastis. Dengan bantuan AI, hal yang biasanya makan 3 jam bisa selesai dalam 30 menit. Cocok banget buat startup, freelancer, atau tim kecil.

  3. 🎨 Lebih kreatif dan eksperimental. Karena beban teknis berkurang, programmer bisa lebih sering bereksperimen — nyoba stack baru, konsep baru, atau bikin prototype iseng.

Tapi Bukan Berarti Semua Harus Vibe Coding

Ada sisi lain juga.

Banyak yang 100% mengandalkan AI tanpa paham dasar pemrograman, ini bahaya. Semakin besar code basenya, semakin susah maintain kalau nggak ngerti logika di baliknya.

Bahaya lainnya, kalau terlalu bergantung sama AI tanpa ngerti dasar logika atau struktur, kamu bisa kehilangan intuisi ngoding. AI bisa bantu, tapi nggak selalu tahu konteks penuh aplikasi kamu.

Jadi, vibe coding itu bukan gantiin skill — tapi alat bantu buat memperkuat skill yang udah ada.

Bagaimana Jadi “Vibe Coder” yang Efektif?

💬 1. Latih cara ngomong ke AI. Belajar bikin prompt yang jelas, kontekstual, dan step-by-step. Semakin bagus kamu ngomong, semakin bagus hasil AI-nya.

🧩 2. Tetap pahami dasar. AI bantu kamu jalan cepat, tapi pondasi tetap penting. Pahami konsep, bukan cuma hasil generate.

🔁 3. Iterasi terus. Vibe coding itu kolaboratif. Kamu perbaiki hasil AI, AI bantu perbaiki balik. Sama kayak kerja bareng partner yang selalu siap bantu brainstorming.

Contoh tool untuk Vibe Coding

Kesimpulan

“Vibe coding” bukan tren sementara. Ini evolusi cara kerja programmer modern — yang nggak takut pakai AI sebagai partner, bukan pesaing.

Jadi kalau kamu sering buka ChatGPT tiap ngoding, pakai Copilot atau Claude, mungkin kamu udah termasuk vibe coder! 😎

Penulis: Hilman Ramadhan

/ @hilmanski

Hai saya Hilman, membuat situs Sekolah Koding (Skodev) dan menulis buku untuk programmer (Ini Koding!), Halo Koding . Sudah mengetik-ngetik alias programming sejak 2015. Semoga artikel dan situs ini bisa bantu karir kamu ya!

Artikel lain di kategori "programming"

Daftar newsletter skodev masukkan emailmu untuk dapat informasi menarik dari dunia koding